Komparasi Kepribadian




Komparasi Kepribadian
Antara Teori Barat (Erich Fromm) Dan Teori Timur (Al Ghazali)


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Guru

                                                                                                                                                                                                                                    

Dosen Pengampu :
Dr. Ara Hidayat, M.Pd








Rina Marlina
10207093





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN 2011



Kata Pengantar

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan curahan nikmat dan kasih sayangNya yang berlimpah ruah. Tidak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Ucapan terimakasih, saya haturkan kepada dosen perkembangan kepribadian guru yang telah membimbing saya sehingga dapat membuat makalah ini.
 Alhamdulillah, akhirnya saya telah  menyelesaikan pembuatan makalah Perkembangan Kepribadian Guru (PKG) mengenai komparasi kepribadian antara para ahli dari Barat dan Timur . Dengan adanya makalah  ini semoga dapat  menjadikan proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran untuk dapat membuat makalah  yang lebih baik lagi..
Semoga  penyusunan  makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

    Bandung, Desember  2011


                       
Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                                      i
Daftar isi                                                                                                                                 ii
Peta kedudukan Modul                                                                                                        iii
Abstrak                                                                                                                                   iv
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang                                                                                                                        1
Bab II Pembahasan
A.      Pengertian Komparasi Kepribadian                                                                            2         
B.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komparasi Kepribadian                                     2
C.      Sifat-Sifat Keaslian Manusia                                                                                       5
D.     Komparasi Kepribadian Menurut Para Ahli                                                               6
Daftar Pustaka                                                                                                            9



ABSTRAK

Makalah  Perkembangan Kepribadian Guru : “ Komparasi kepribadian antara para ahli barat dan Timur”
            Pembuatan makalah ini bertujuan untuk membandingkan teori komparasi kepribadian antara teori barat dan timur. Teori barat yang dikemukakan oleh Erich fromm, sedangkan teori timur oleh Al-Ghazali. Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi komparasi kepribadian, sehingga mengakibatkan munculnya sifat-sifat keaslian manusia yang terbagi kedalam empat golongan yaitu sanguinis, korelis, melankolis dan flagmatis.  Pada teori komparasi kepribadian antara teori barat dan timur perbedaan yang paling menonjol adalah dilihat dari pendekatan yang dilakukan setiap para ahli untuk menentukan Kriteria baik seseorang yang tercermin melalui kepribadian. Perbandingan antara teori barat dan teori timur lebih kepada ada dan tidaknya aspek spiritualis dalam kepribadian.


BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang

            Tidak ada satupun manusia didunia ini yang sangat sama, sekalipun dikatakan kembar identik, akan tetapi pasti terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut dapat ditemukan pada ciri fisik atau karakter yang terdapat dalam diri seseorang.  Seandainya dari semua segi setiap manusia  sama, maka kita  akan mengetahui seseorang sesuai pengalaman kita sendiri. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Terkadang kita mengalami salah paham dengan seseorang baik itu teman, keluarga, atau orang lain. Terkadang kita heran dengan perilaku orang lain yang diluar batas, seperti ada seorang anak yang sangat alim, dan berakhlak baik, tiba-tiba dia menjadi seorang preman yang arogan.
            Oleh karena itu sangat diperlukan ilmu yang dapat mempelajari tingkah laku diri sendiri dan orang lain, serta  kepribadian. Sehingga dapat menghindari gangguan-gangguan yang akan merusak kepribadian individu. Florence Littauer menjelaskan : ”Setelah kita tahu siapa diri kita dan mengapa kita bertindak dengan cara seperti yang kita lakukan, kita bisa mulai memahami jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita, dan belajar menyesuaikan diri dengan orang lain.” Para ilmuwan  telah banyak mengemukakan mengenai teori kepribadian diantaranya komparasi kepribadian menurut Erich fromm dan Al ghazali. Terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang sehingga melahirkan sifat- sifat keaslian manusia yang dapat menjadikan karakter tiap individu.
            .

BAB II
Pembahasan

A.        Pengertian Komparasi Kepribadian
Komparasi (comparation) adalah perpaduan yang akan menghasilkan sesuatu yang baru. Sedangkan kepribadian menurut Gordon W Allport (1937) adalah personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his uinique adjustment to his invironmen,  “Kepribadian ialah organisasi sistem jiwa ragayang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya ”.  
Dalam pendidikan kepribadian, komparasi kepribadian merupakan Kepribadian yang akan menghasilkan kepribadian yang baru. Komparasi merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki citra diri melalui proses asimilasi dari extrovert (sifat terbuka) dan introvert ( sifat tertutup) antar individu.
B.        Faktor yang Mempengaruhi Komparasi Kepribadian
1.      Usia
Usia berperan dalam pembentukan kepribadian. Pada usia yang sama antara wanita dan laki-laki,  biasanya wanita lima tahun lebih dewasa dari laki-laki. Dalam islampun secara tersirat dapat dibedakan antara perkembangan wanita dan laki-laki ketika masih bayi. Ketika bayi laki-laki buang air kecil secara syariat,  tempat yang terkena najis dapat dibersihkan dengan hanya memercikan air ketempat yang terkena najis tersebut, karena air seni pria termasuk najis mukhafafah, sedangkan pada bayi wanita jika dia buang air kecil  tempat yang terkena najis dibersihkan dengan mengalirkan air ketempat yang terkena najis, karena air seni wanita termasuk najis mutawasithah. Dalam contoh permasalahan diatas dapat terlihat bahwa wanita lebih unggul dibanding laki-laki dalam hal perkembangan kepribadian. Standar kedewasaan pada manusia sekitar 23 tahun sampai 24 tahun.
2.      Sosial
Manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa orang lain,oleh karena itu manusia disebut dengan makhluk sosial. Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial serta pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan yang memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Jepang memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, dan  kompetisi yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
3.      Genetis
Faktor yang tak kalah penting dalam pembentukan kepribadian diantaranya yaitu faktor genetis, yaitu faktor yang diturunkan dari kedua orangtuanya. Genetis berpengaruh kepada tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Kepribadian seseorang dapat dikendalikan oleh gen yang terdapat pada kedua orang tuanya. Contohnya jika dalam suatu keluarga ada orangtua yang mempunyai watak pemarah, cerewet dan sebagainya ada kemungkinan watak tersebut dapat diturunkan kepada anaknya.  
4.      Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pengertian tersurat suatu pernyataan bahwa pendidikan berlangsung di luar dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
 Manusia sebagai makhluk hidup selalu ingin berkembang. Keinginan ini secara manusia tidak terbatas, akan tetapi kemampuan manusia yang membatasi keinginan tersebut. Oleh karena itu keinginan untuk berkembang berlangsung mulai dan lahir sampai meninggal dunia. Untuk mengembangkan diri manusia memerlukan bantuan. Karena keinginan untuk perkembangan itu berlangsung dari lahir sampai meninggal, maka kebutuhan untuk mendapatkan bantuan itu juga harus berlangsung seumur hidup. Pendidikan yang berlangsung seumur hidup itu berlangsung pada tiga lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan dalam tiga lingkungan pendidikan sebagai penghasil tenaga yang telah terdidik sebagai 
berikut


Dari bagan diatas dapat terlihat bahwa pendidikan dilingkungan keluarga merupakan linngkungan yang pertama kali membentuk kepribadian anak. Sejak anak  berada dalam kandungan anak telah mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga, orang tua merupakan pendidik utama dan pertama. Anak meniru apa yang dikerjakan orang tua. Setelah mendapatkan kemampuan yang diperlukan untuk hidup, maka ia dilepaskan dalam masyarakat.
Dalam masyarakat yang lebih maju, pendidikan di dalam keluarga tidak cukup, oleh karena itu orang tua menyerahkan pendidikan pada lembaga pendidikan formal yang disebut sekolah. Dalam sekolah anak diberi berbagai pengetahuan baik pengetahuan yang berkaitan untuk pengembangan pribadi, pengetahuan untuk bekal hidup dalam masyarakat, dan pengetahuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut. Pendidikan di sekolah dilaksanakan secara bertingkat-tingkat, pada dasarnya dibedakan pendidik dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Anak yang telah selesai pada tingkat pendidikan tertentu yang memerlukan keterampilan tertentu dapat masuk pada pendidikan nonformal dalam lembaga pendidikan masyarakat. Setelah mendapatkan tambahan keterampilan maka ia terjun kedunia kerja dalam masyarakat. Akan tetapi ada juga yang setelah selesai pendidikan pada tingkat pendidikan tertentu langsung memasuki dunia kerja dalam masyarakat. Masyarakat sebagai pemakai hasil tiga pendidikan itu akan memberi balikan bagi masing-masing penyelenggara pendidikan dalam ketiga lingkungan pendidikan.
 Pendidikan dapat dijadikan filter dalam komparasi kepribadian untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagaimana dalam sebuah rumusan kata yang disampaikan Bapak Dr. Ara Hidayat, M.Pd (Dosen Perkembangan Kepribadian Guru) bahwa yang dapat menjadikan seseorang mempunyai pribadi yang mantap khususnya bagi suku sunda yaitu “Nyakola, Nyantri, dan Nyunda”.
C.        Sifat- Sifat Keaslian Manusia
Dengan adanya faktor-faktor yang ,mempengaruhi komparasi kepribadian maka timbul sifat-sifat keaslian pada diri manusia yang terbagi menjadi :
1.         Kepribadian Sanguinis "Populer" ( Ekstrovert – Membicara – Optimis )
                 Kepribadian yang menarik, suka berbicara, Menghidupkan pesta, Rasa humor yang hebat, Ingatan kuat untuk warna, Secara fisik memukau pendengar, Emosional dan demonstratif, Antusias dan ekspresif, Periang dan penuh semangat, Penuh rasa ingin tahu, Baik di panggung, Lugu dan polos.
2.          Kepribadian Melankolis "Sempurna" ( Introvert – Pemikir – Pesimis )
                 Mendalam dan penuh pikiran, Analitis, Serius dan tekun, Cenderung jenius, Berbakat dan kreatif, Artistik atau musical, Filosofis dan puitis, Menghargai keindahan, Perasa terhadap orang lain, Suka berkorban, Penuh kesadaran, Idealis, hati-hati dalam berteman, Puas tinggal di latar belakang, Menghindari perhatian, Setia dan berbakti, Mau mendengarkan keluhan, Bisa memecahkan masalah orang lain, Sangat memperhatikan orang lain, Terharu oleh air mata penuh belas kasihan, Mencari teman hidup ideal.
3.         Kepribadian Koleris "Kuat" ( Ekstrovert – Pelaku – Optimis )
                 Berbakat pemimpin, Dinamis dan aktif, Sangat memerlukan perubahan, Harus memperbaiki kesalahan, Berkemauan kuat dan tegas, Tidak emosional bertindak, Tidak mudah patah semangat, Bebas dan mandiri, Memancarkan keyakinan, Bisa menjalankan apa saja.
4.         Kepribadian Flegmatis "Damai" ( Introvert – Pengamat - Pesimis )
                 Kepribadian rendah hati, Mudah bergaul dan santai, Diam, tenang, dan mampu, Sabar, baik keseimbangannya, Hidup konsisten, Tenang tetapi cerdas, Simpatik dan baik hati, Menyembunyikan emosi, Bahagia menerima kehidupan.

D.        Komparasi Kepribadian Menurut Para Ahli Barat (Erich Fromm) dan Timur (Al Ghazali)

1.        Teori Kepribadian Menurut Erich From



Erich Pinchas Fromm lahir 23 Maret 1900  dan meninggal 18 Maret 1980 pada umur 79 tahun. Dia merupakan seorang psikologi, psikoanalis, dan filosofi manusia berkebangsaan Jerman. Dia dilahirkan di Frankfurt am Main. Erich Fromm pertama kali belajar pada tahun 1918 di Universitas Frankfurt am Main untuk semester dua di yurisprudensi. Pada musim panas 1919, Fromm studi di Universitas Heidelberg di fakultas sosiologi.
          Konsep Kepribadian menurut Erick From menurut struktur kepribadiannya terbagi menjadi lima struktur kebutuhan jiwa yaitu relasi, transendensi, keberakaran, identitas, dan orientasi. Landasan Fromm mengedepankan aspek kemanusiaan yang bertujuan kepada orientasi humanistik social dan teori transedental yang menganut pada konsep antroposentris terhadap factor perubahan sosial, kemanusiaan, dan budaya. Faktor keturunan sangat berpengaruh sebagai salah satu penentu kepribadian. Kompleksitas mekanisme sistem kebutuhan jiwa Fromm menekankan aspek kebutuhan psikologis
2.        Teori Kepribadian  Menurut Al- Ghazali

Nama lengkapnya Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Ahmad Al Ghazali, lebih dikenal dengan Al Ghazali. Dia lahir di kota kecil yang terletak di dekat Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Irak pada tahun 450 H (1058 M). Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam
yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
        Teori kepribadian yang disampaikan Al Ghazali menggunakan pendekatan timur yang berupa sufistik dan tauhidiyah yang bersifat statis artinya pendekatan yang menggunakan rasa mendalam tentang keyakinan tuhan yang melahirkan kepribadian holistik (kaffah). Struktur Kepribadian Menurut Al- Ghazali terdapat tiga struktur yaitu nafsu (impuls primitif) , akal (realistik rasionalistik) dan kalbu (spiritual)
Landasan teoritis yang dugunakan oleh Ghazali merupakan konsep teosentris berdasarkan  Al –Quran dan Sunah melalui metode tasawuf.Menurut Ghazali dalam aspek social disamping aspek kemanusiaan terdapat peran Tuhan. Tujuan dari teori kepribadian Ghazali yaitu membentuk individu yang memiliki konsistensi iman, islam, ibadah dan mu’amalah untuk mendapat ridha Allah. Lingkungan psikologis yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian yaitu keluarga interaksi social. Dalam mengembangkan kepribadian menurut Ghazali menggunakan mekanisme system kalbu, akal dan nafsu.
3.      Komparasi Kepribadian Menurut Erich Fromm dan Al Ghazali
No
Aspek-Aspek
Perbandingan
Erich Fromm
Al Ghazali
1.
Struktur Kepribadian
Relasi, Transendensi, identitas, dan orientasi
Nafsu (impuls primitif), akal (realisti rasionalistik), dan kalbu (spiritual)
2
Landasan Teoritis
Konsep Antroposentris, mengedepankan aspek kemanusiaan
Konsep berdasarkan al-quran dan sunah. Disamping aspek kemanusiaan terdapat peran Tuhan
3
Tujuan
Menciptakan komunitas masyarakat sehat
Membentuk individu yang memiliki konsistensi iman, ibadah dan muamalah untuk mendapat ridha Allah
4.
Hereditas
Penentu Kepribadian
Penentu kepribadian
5
Keunikan
Konsep kepribadian yang antroposentris, humanis, dan sosialis
Konsep kepribadian muthmainah. Kalbu sturktur tertinggi mengendalikan system kepribadian
6
Lingkungan psikologis
Kebudayaan dan perubahan social
Keluarga dan interaksi sosial
7
Kompleksitas Mekanisme
Mekanisme system kebutuhan jiwa
Sistem kalbu, akal, dan nafsu
8
Kepribadian Ideal
Kepribadian yang memiliki orientasi produktif yang memenuhi kebutuhan jiwa
Kepribadian muthmainah yang mengantarkan manusia pada eksistensi sebenarnya menjadi hamba Allah.
      Pada prinsipnya Al Ghazali dan Erich Fromm memandang manusia pada hakikatnya baik, yang membedakannya yaitu terletak pada pendekatan dalam merumuskan kriteria baik itu sendiri. Perbedaan yang menonjol dari kedua ahli tersebut yaitu pada ada dan tidaknya aspek spiritualis dalam kepribadian. Relevansi penerapannya dalam penerapannya dalam pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu pembentuk kepribadian. Menurut Al Ghazali pendidikan lebih kepada pendidikan moral dengan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat keutamaan pada anak didik. Adapun pendidikan menurut Fromm cenderung kepada pendidikan pembentukan karakter pribadi yang produktif pada anak. Konsep pendidikan yang diungkapkan oleh Al Ghazali maupun Erich Fromm sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan.   

DAFTAR PUSTAKA
Fauzi Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung. Pustaka setia

Rochman, Chaerul. Pengembangan Kepribadian Guru. 2011. Bandung. Nuansa Cendekia

Eli Laela Zulfa. Komparasi teori kepribadian . http://id.shvoong.com/books/1724945-komparasi-teori-kepribadian-al-ghazali/#ixzz1graoTWEl. Terbit 16 Desember 2007. Diunduh 19 Desember 2011 
Keluarga, Teman, Sebaya dan Sekolah. http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_162.html. Di unduh 19 Desember 2011


0 komentar:

Posting Komentar